ساي بوكنله سأورڠ يڠ اد باكت كڤميمڤينن، دان ساي جوڬ تيدق داتڠ دري كلوارڬ يڠ اد ڤڠاروه . ساي ڤون بوكن دري كتورونن يڠ اد سجره اونتوق د چانڠكن. ساي جوڬ بوكن دري كالڠن ڤرسونيليتي يڠ اد برجاوتن تيڠڬي. جوڬ تيدق ممڤوڽاءي ڤرسكولهن يڠ بوليه د بڠڬكن. تاڤي ساي مڠهارڤ بهاوا كادأن اين تيدق دأمبيل فاختور اونتوق منيلاي علميه يڠ ساي چتوسكن
Pengikut
Selasa, 22 Ogos 2017
*_Saya tidak tahu siapa penulisnya.....tp ini bagus untuk kita renungkan_* 🤔
SUAMI isteri yang kaya raya........ketika masuk rumah dan mereka melihat ruang makan yang kotor.....dan tercium bau tidak sedap.... "busuk".
Sementara di sudut meja makan terlihat....sosok tubuh seorang ibu tua sedang berusaha keras untuk menyapu.
Isteri :
DIA bersuara keras membentak ibu tua itu !!!
Ini pasti kerja mak, kan......?
mak selerakkan lantai kan........?
tengok tu, meja kotor..... makanan bersepah dimana-mana..... lantai juga... aduuuuuh (marah dan geram)..... mak...mak !! Ini rumah bukan gudang.! mak !!
Suami :
Sudahlah Sal.... jangan bentak mak seperti itu, kasihan.....makkan sudah tua.
Isteri:
Tidak boleh berterusan begini..Kalau tiba² ada tetamu yg datang.... apa jadi ???? malu kita... esok kita bawa emak ke rumah orang-orang tua.....Saya akan bawa !
Suami :
Jangan Sal....! Itu kan emakmu....takkanlah' dibawa ke rumah orang-orang tua ......
Setelah ibu tua itu dibawa ke rumah orang-orang tua si isteri terus mengemaskan bilik emaknya........
Dibawah katil ditemuinya sebuah buku lusuh dengan kertas yang agak kuning kusam.
Dia tertarik kerana.... ada gambar dirinya sejak kecil dan remaja, di muka hadapan tertera tajuk buku :
*"PUTERIKU buah HATIKU"*
Isteri :
Terduduk lesu setelah membaca tulisan emaknya itu.
Diawali dengan hari dan tarikh lahirnya.
" Aku melahirkan puteriku....biar terasa sakit dan mandi darah....aku bangga dapat melahirkan anakku ini"
" Ya.....aku bangga berupaya berjuang tanpa suami yang telah pergi mendahuluiku menemui sang pencipta."
" Aku rawat dia dengan cinta....aku besarkan dia dengan sepenuh kasih....aku sekolahkan dia dengan airmata....aku besarkan dia dengan titisan peluh."
" Kuingat.....ketika kubawa dia ke klinik untuk suntikan imunisasi.....di dalam bas....dia menangis lalu kubuka butang bajuku dan kususui dia....aku tidak merasa malu....bahkan tiba-tiba dia kencing sehingga basah pakaianku.....tetapi biarlah."
" Tiba² dia batuk kecil.... muntah....."
" Hari itu terasa indah bagiku....biarpun aku dibasahi kencing dan muntahnya....namun, aku tetap tersenyum..... bangga sekali."
" Kejadian itu berulang-ulang beberapa kali. "
" Aku tidak peduli apa kata orang di dalam bas.... asalkan puteriku dapat membesar sihat....Itu yang utama bagiku."
Isteri :
Sambil membaca..... airmatanya mulai menitis jatuh berderai....hati terasa pedih....dada menjadi sesak.
Tiba² dia berteriak keras....meraung semahu-mahunya "makkk.......makkk.."!! Sambil berdiri setengah berlari ke garaj.
Suami :
Suaminya terkejut
melihat perangai isterinya dan bertanya :
" Keeeenapa Sal, ada apa ?????"
Teresak-esak dia menjawab : " Aku mesti bawa pulang emakku".
Tiba-tiba telefon berdering....dijawab suaminya lalu........
" Mohon tuan dan isteri segera datang ke rumah orang-orang tua sekarang......cepat !!!"
Mereka tergesa-gesa ke sana....ketika masuk, nampak tubuh ibu tua yang sudah lemah, sedang diperiksa doktor.
Isteri :
si isteri berteriak histeria sambil menangis berderai air mata " makkk........"!! emaknya lemah tanpa bersuara dan berusaha memeluk kepala anaknya seraya berbisik perlahan sambil bercucuran air matanya.....
" Anakku...mak bangga mempunyaimu.... seluruh cinta kasih hanya buat dirimu nak... Maafkan mak... maaakkk saaayyyaaaang padamu (sambil memejamkan mata)"
Sang ibupun menghembuskan nafas terakhir ... meninggal dengan tenang.
Anaknya meraung-raung keras sekali....menangis dan menyesal !!!!!
" Makkk....makkk.... ampunkan Sal ...... Sal durhaka pada mak.. ampun...ampunkan Sal makkk ... makkk...jangan tinggalkan Sal makk. "
" Anak macam apa aku ini....anak macam apa.......ampunkan Sal....makkkk "
SUADARAKU....SAHABATKU....masih KAH ada ibu dan ayah disisimu ?
KALAU orang tua masih ada santunilah mereka dengan sepenuh hati.....
Nilai apakah yang tersirat daripada kisah ini ?
Ingatlah Saudaraku :
* kegeraman menghantar kita "memeluk dosa"
* tindakan
Perkembangan Terkini JABATURAT & RAWAT
Rabu, 5 Julai 2017
Kajian Asal Usul Orang Melayu Menarik! Orang Melayu Berasal Dari Etnik Dusun
Kajian Asal Usul Orang Melayu ~ DUNIA ITU
Kajian Asal Usul Orang Melayu
Menarik! Orang Melayu Berasal Dari Etnik Dusun
Satu lagi penemuan saintifik oleh kumpulan penyelidik forensik dan antropologi USM diketuai oleh Dr. Zafarina Zainudin.
Orang Melayu semenanjung berasal dari DUSUN.
ARTIKEL:
Dr Zafarina studies on genetics showed Malay people migrated from Borneo to Sumatera and then to Peninsula Malaysia. I have attached part of her writings below.
“TRACING THE ORIGIN OF THE MALAY RACE THROUGH THE MORPHOLOGICAL, HISTORICAL, SOCIO-CULTURAL AND GENETIC ANALYSIS
RESEARCH CENTER :
Human Genome Center , School of Health Sciences and Dental School , USM
CURRENT STATUS OF PROJECT: Ongoing ( started : Jan 2005 )
RESEARCHERS:
Principle Investigator: Dr. Zafarina Zainuddin
Co-researchers: Dr. Zilfalil Alwi, Prof. Abd. Rani Samsudin, Miss Azlina Ahmad,
Dr. Bakiah Shaharuddin, Dr. Liza Sharmini Ahmad Tajudin, Mr.
Hoh Boon Peng, Mr. Mohamad Ros Sidek, Dr. Nizam Abdullah,
Prof. Norazmi Mohd. Nor, Assoc. Prof. Ooi Keat Gin,
Panneerchelvam, Dr. Zainul Ahmad Rajion, Prof. Zainul
F.Zainuddin
INTRODUCTION:
The Malay race inhabits particularly Peninsular Malaysia and portions of adjacent islands of Southeast Asia (SEA), east coast of Sumatra , coast of Borneo and smaller islands between these areas.
They were traced by anthropological evidence from the north-western part of Yunnan , in China .
The proto-Malays were seafaring people, probably from coastal Borneo who expanded into Sumatra and Peninsular Malaysia as a result of trading and seafaring activities.
The present day Malays, called Modern Malays of Peninsular Malaysia and coast of the Malay Archipelago are a mixture of different races.
They were described as deutero-Malays, descendants of the proto-Malays mixed with modern Indians, Thai, Arab and Chinese.
The history and the origin of the Malay race have been the subject of much speculation among scholars.
Since the Malays primarily reside within SEA, particularly Peninsular Malaysia, the prehistoric migrations into these regions must be taken into consideration.
Several hypotheses of the SEA migration pattern have been put forward. Preliminary studies using mitochondrial DNA analyses suggested affinity of the Southern Mongoloid in the Modern Malay population of Peninsular Malaysia (Zafarina, 2004).
The term Melayu or Malay‚ was also associated with the Hindu-Buddhist Srivijaya Empire (7th-13 centuries CE) believed to be located in the South-eastern part of Sumatra .
An Arab text dating around 1000 CE observed that travellers bound for China sailed through the sea of Melayu‚ that can be inferred to mean the Straits of Melaka.
On opposite shores of the Straits of Melaka by the 7th century CE or earlier, there were the domicile areas of the Malays, namely Sumatra and the Malay Peninsular.
OBJECTIVES:
1. To compile the genetic profile of the Malay race.
2. To study the history, social and anthropology of the Malay race.
3. To characterise the craniofacial, dental and ocular features of Malay race.
4. To correlate the genetic profile of the Malay race with their craniofacial, dental and
ocular characteristics.
5. To correlate the genetic profile of the Malay race with its history, social and
anthropology.
6. To trace the origin of the Malay race by using the genetic profile, anthropology,
craniofacial, dental and ocular characteristics.
METHODOLOGY:
The research encompasses four parts of studies: The Historical and Socio-cultural Analysis, the Ocular Morphology Analysis, the Craniofacial Morphology Analysis, and the last major part, the Genetic Analysis.
Various types of genetic markers are used in the study of the genetic components of the population.
These markers are autosomal and Y chromosome STR markers, mtDNA, Human Leucocytes Antigen (HLA) and lastly, the SNP genotyping which will be done using the Microarray 50K genechip system.
EXPECTED OUTCOME:
1. The tracing of the origin and the migration pattern of the Malay race.
2. Establishing USM as a part of the member of Pacific Pan-Asian SNP Initiative (PASNPI) organized by Human Genome Organization (HUGO)”
Dr Zafarina studies is one of the most cnclusive evidence of Borneo origins of the Malay race. They are not called Malay in Borneo, but Dusuns or Dayaks.
Dr Zafarina traced the genetic migration of the Dusunic speaking people of Borneo southwards in Borneo and along the way producing other tribes such as the Lun Bawangs, Bidayuhs, Ibans, etc. The Bidayuhs in turn migrated to Sulawesi and found the Bugis people. When the Dayaks or Dusun reached the southern tip of Borneo, they simply crossed over to Jawa and Sumatera.
Scientist has concluded that the Expres Train theory that the Malay race come from Taiwan were now discredited. Scientist found genes found among Polynesians (Hawaii) were not found among the indigenous Taiwanese. This shows the connection is missing.
Instead the theory goes that the Malay people who migrated from Indo China reached the coast of Borneo where the race and language of the Malayo Polynesian incubated. It was from Borneo that people migrated out to Taiwan, the Philippines and the rest of Insular Southeast Asia and the pacifics and the Indian ocean.
The proto Malays of Borneo were once great seafarers, reaching as far away land as Madagascar. Their migration led them to other Islands brought them to Sumatera, Jawa, Sulawesi, and then to the Pacifics Islands.
Incidently, the Malagasy language in Madagascar is closest to Maanyan language of Barito Kalimantan. But Manyan is closest to Dusun Witu of Barito which is alsmot 80% similar to the Dusun language of the Penampang and Papar Sabah dialect.
Dusun is about 30% similar to modern Malay. We know that modern Malay is only 30% indigenous, the rest were derived from or enriched by Sanskrit (Indian language), Arabs (during Islamic influence) and Chinese.
But the 30% indigenous are almost all similar to Dusun language in terms of sound and meanings. The followings are some Dusun/Malay similarity.
Eg mato for mata, tolingo for telinga, todung for hidung, dilah for lidah, siku for siku, longon for lengan, kulit for kulit, tonsi for isi, raha for darah, tulang for tulang, wulu for bulu, pusod for pusat, tuhat for urat, wotis for betis, etc.
Other words, kayu for kayu, watang for batang, roun for daun, bunga for bunga, tuah for buah, etc
others, wulan for bulan, watu for batu, tana for tanah, sawat for sawat (as in pesawat), osin for masin, onsom for masam, po’it for pahit, omis for manis, apui for api, matai for mati, pais for pisau, etc.
Others, iso for sa, duo for dua, apat for empat, limo for lima , onom for enam, etc.
Others, palanuk for pelanduk, buayo for buaya, lipos for lipas, tikus for tikus, tontolu for telur, ulanut for ular, etc
There are hundreds of words that form the indigenous part of the Malay language.
The dusun origins of modern Malay is something to be researched further. The dusunic speaking people are quite widespread. The Bisaya of Sarawak are dusunic people, also the dusuns of Tutung and Belait Brunei. In Barito, Kalimantan, the several dusunic speakers are related to the dusunic language.
Even the Bajau language and most visayan dialects in the Philippines can be traced to the dusunic langauge.
According to Dr Zafarina, the dusuns produce the Bajau people (interesting). This correspond with the legend among Visayans that they came from Borneo.
It is ironic that the dusuns today are not constitutional Malay though scientific evidence now showed the Borneo origins of the Malay language.
The dusuns who populated Borneo did not find great civilization in Borneo. The credit must be given to their descendents who migrated to Sumatera and eventually became Malays through intermarriage with the more culturally advance Indians to form the seeds of the melayur kingdom.
Today it is true being Malay is a pride to many Malaysians. But the Malaysian Constitutional definition does not make them racially Malays. Officially, the word Malay is a religious identity, not a racial identity.
Ironically, the only other people who defined their ethnic identity in terms of religion are the Jewish people.
Even Arabs recognize Arab Christians as Arabs. But in Malaysia, one has to be a Muslim to be a Malay.
The Malaysian constitutional definition excludes Javanese, Filipinos, and other indigenous in Southeast Asia who are malayo polynesian speakers as Malays because they do not fulfil the constitutinal definition.
The Malaysian definition of a Malay reduced the number of ethnic Malay to just 25 million people wolrd wide.
Thus, the Malay history also started only with the advent of islam in the 14th century. Malay did not exist before the advent of Islam.
The term Malay was popularized by western anthropologists based on their readings of Sejarah Melayu, however, distorted.
The term Malay is now very popular, used even by President Gloria Aroyo to identify her Filipino racial heritage. Unfortunately, may be she did not know, but the Malaysian Malays would have disputed her. She does not fulfill the Malaysian Constitutional definition to be a Malay.
Unless Malaysia change its constitution to make Malay a racial identity for Malayo Polynesian people, then the narrow definition would make the term Malay relevant to a small group of people in a sea of 300 million Austronesian Malayo Polynesian speakers.
As of now, to be a Malay is just like to be a Jew, where ethnicity is defined by religious identity.
SUMBER:
http://nursamad.blogspot.com/2007/06/ma … -race.html
http://xeronerror.blog.friendster.com/2008/10/menarik-orang-melayu-berasal-dari-etnik-dusun/
Satu lagi penemuan saintifik oleh kumpulan penyelidik forensik dan antropologi USM diketuai oleh Dr. Zafarina Zainudin.
Orang Melayu semenanjung berasal dari DUSUN.
ARTIKEL:
Dr Zafarina studies on genetics showed Malay people migrated from Borneo to Sumatera and then to Peninsula Malaysia. I have attached part of her writings below.
“TRACING THE ORIGIN OF THE MALAY RACE THROUGH THE MORPHOLOGICAL, HISTORICAL, SOCIO-CULTURAL AND GENETIC ANALYSIS
RESEARCH CENTER :
Human Genome Center , School of Health Sciences and Dental School , USM
CURRENT STATUS OF PROJECT: Ongoing ( started : Jan 2005 )
RESEARCHERS:
Principle Investigator: Dr. Zafarina Zainuddin
Co-researchers: Dr. Zilfalil Alwi, Prof. Abd. Rani Samsudin, Miss Azlina Ahmad,
Dr. Bakiah Shaharuddin, Dr. Liza Sharmini Ahmad Tajudin, Mr.
Hoh Boon Peng, Mr. Mohamad Ros Sidek, Dr. Nizam Abdullah,
Prof. Norazmi Mohd. Nor, Assoc. Prof. Ooi Keat Gin,
Panneerchelvam, Dr. Zainul Ahmad Rajion, Prof. Zainul
F.Zainuddin
INTRODUCTION:
The Malay race inhabits particularly Peninsular Malaysia and portions of adjacent islands of Southeast Asia (SEA), east coast of Sumatra , coast of Borneo and smaller islands between these areas.
They were traced by anthropological evidence from the north-western part of Yunnan , in China .
The proto-Malays were seafaring people, probably from coastal Borneo who expanded into Sumatra and Peninsular Malaysia as a result of trading and seafaring activities.
The present day Malays, called Modern Malays of Peninsular Malaysia and coast of the Malay Archipelago are a mixture of different races.
They were described as deutero-Malays, descendants of the proto-Malays mixed with modern Indians, Thai, Arab and Chinese.
The history and the origin of the Malay race have been the subject of much speculation among scholars.
Since the Malays primarily reside within SEA, particularly Peninsular Malaysia, the prehistoric migrations into these regions must be taken into consideration.
Several hypotheses of the SEA migration pattern have been put forward. Preliminary studies using mitochondrial DNA analyses suggested affinity of the Southern Mongoloid in the Modern Malay population of Peninsular Malaysia (Zafarina, 2004).
The term Melayu or Malay‚ was also associated with the Hindu-Buddhist Srivijaya Empire (7th-13 centuries CE) believed to be located in the South-eastern part of Sumatra .
An Arab text dating around 1000 CE observed that travellers bound for China sailed through the sea of Melayu‚ that can be inferred to mean the Straits of Melaka.
On opposite shores of the Straits of Melaka by the 7th century CE or earlier, there were the domicile areas of the Malays, namely Sumatra and the Malay Peninsular.
OBJECTIVES:
1. To compile the genetic profile of the Malay race.
2. To study the history, social and anthropology of the Malay race.
3. To characterise the craniofacial, dental and ocular features of Malay race.
4. To correlate the genetic profile of the Malay race with their craniofacial, dental and
ocular characteristics.
5. To correlate the genetic profile of the Malay race with its history, social and
anthropology.
6. To trace the origin of the Malay race by using the genetic profile, anthropology,
craniofacial, dental and ocular characteristics.
METHODOLOGY:
The research encompasses four parts of studies: The Historical and Socio-cultural Analysis, the Ocular Morphology Analysis, the Craniofacial Morphology Analysis, and the last major part, the Genetic Analysis.
Various types of genetic markers are used in the study of the genetic components of the population.
These markers are autosomal and Y chromosome STR markers, mtDNA, Human Leucocytes Antigen (HLA) and lastly, the SNP genotyping which will be done using the Microarray 50K genechip system.
EXPECTED OUTCOME:
1. The tracing of the origin and the migration pattern of the Malay race.
2. Establishing USM as a part of the member of Pacific Pan-Asian SNP Initiative (PASNPI) organized by Human Genome Organization (HUGO)”
Dr Zafarina studies is one of the most cnclusive evidence of Borneo origins of the Malay race. They are not called Malay in Borneo, but Dusuns or Dayaks.
Dr Zafarina traced the genetic migration of the Dusunic speaking people of Borneo southwards in Borneo and along the way producing other tribes such as the Lun Bawangs, Bidayuhs, Ibans, etc. The Bidayuhs in turn migrated to Sulawesi and found the Bugis people. When the Dayaks or Dusun reached the southern tip of Borneo, they simply crossed over to Jawa and Sumatera.
Scientist has concluded that the Expres Train theory that the Malay race come from Taiwan were now discredited. Scientist found genes found among Polynesians (Hawaii) were not found among the indigenous Taiwanese. This shows the connection is missing.
Instead the theory goes that the Malay people who migrated from Indo China reached the coast of Borneo where the race and language of the Malayo Polynesian incubated. It was from Borneo that people migrated out to Taiwan, the Philippines and the rest of Insular Southeast Asia and the pacifics and the Indian ocean.
The proto Malays of Borneo were once great seafarers, reaching as far away land as Madagascar. Their migration led them to other Islands brought them to Sumatera, Jawa, Sulawesi, and then to the Pacifics Islands.
Incidently, the Malagasy language in Madagascar is closest to Maanyan language of Barito Kalimantan. But Manyan is closest to Dusun Witu of Barito which is alsmot 80% similar to the Dusun language of the Penampang and Papar Sabah dialect.
Dusun is about 30% similar to modern Malay. We know that modern Malay is only 30% indigenous, the rest were derived from or enriched by Sanskrit (Indian language), Arabs (during Islamic influence) and Chinese.
But the 30% indigenous are almost all similar to Dusun language in terms of sound and meanings. The followings are some Dusun/Malay similarity.
Eg mato for mata, tolingo for telinga, todung for hidung, dilah for lidah, siku for siku, longon for lengan, kulit for kulit, tonsi for isi, raha for darah, tulang for tulang, wulu for bulu, pusod for pusat, tuhat for urat, wotis for betis, etc.
Other words, kayu for kayu, watang for batang, roun for daun, bunga for bunga, tuah for buah, etc
others, wulan for bulan, watu for batu, tana for tanah, sawat for sawat (as in pesawat), osin for masin, onsom for masam, po’it for pahit, omis for manis, apui for api, matai for mati, pais for pisau, etc.
Others, iso for sa, duo for dua, apat for empat, limo for lima , onom for enam, etc.
Others, palanuk for pelanduk, buayo for buaya, lipos for lipas, tikus for tikus, tontolu for telur, ulanut for ular, etc
There are hundreds of words that form the indigenous part of the Malay language.
The dusun origins of modern Malay is something to be researched further. The dusunic speaking people are quite widespread. The Bisaya of Sarawak are dusunic people, also the dusuns of Tutung and Belait Brunei. In Barito, Kalimantan, the several dusunic speakers are related to the dusunic language.
Even the Bajau language and most visayan dialects in the Philippines can be traced to the dusunic langauge.
According to Dr Zafarina, the dusuns produce the Bajau people (interesting). This correspond with the legend among Visayans that they came from Borneo.
It is ironic that the dusuns today are not constitutional Malay though scientific evidence now showed the Borneo origins of the Malay language.
The dusuns who populated Borneo did not find great civilization in Borneo. The credit must be given to their descendents who migrated to Sumatera and eventually became Malays through intermarriage with the more culturally advance Indians to form the seeds of the melayur kingdom.
Today it is true being Malay is a pride to many Malaysians. But the Malaysian Constitutional definition does not make them racially Malays. Officially, the word Malay is a religious identity, not a racial identity.
Ironically, the only other people who defined their ethnic identity in terms of religion are the Jewish people.
Even Arabs recognize Arab Christians as Arabs. But in Malaysia, one has to be a Muslim to be a Malay.
The Malaysian constitutional definition excludes Javanese, Filipinos, and other indigenous in Southeast Asia who are malayo polynesian speakers as Malays because they do not fulfil the constitutinal definition.
The Malaysian definition of a Malay reduced the number of ethnic Malay to just 25 million people wolrd wide.
Thus, the Malay history also started only with the advent of islam in the 14th century. Malay did not exist before the advent of Islam.
The term Malay was popularized by western anthropologists based on their readings of Sejarah Melayu, however, distorted.
The term Malay is now very popular, used even by President Gloria Aroyo to identify her Filipino racial heritage. Unfortunately, may be she did not know, but the Malaysian Malays would have disputed her. She does not fulfill the Malaysian Constitutional definition to be a Malay.
Unless Malaysia change its constitution to make Malay a racial identity for Malayo Polynesian people, then the narrow definition would make the term Malay relevant to a small group of people in a sea of 300 million Austronesian Malayo Polynesian speakers.
As of now, to be a Malay is just like to be a Jew, where ethnicity is defined by religious identity.
SUMBER:
http://nursamad.blogspot.com/2007/06/ma … -race.html
http://xeronerror.blog.friendster.com/2008/10/menarik-orang-melayu-berasal-dari-etnik-dusun/
ORANG MELAYU BERASAL DARI ETNIK DUSUN ( Melayu Sebenar )
ORANG MELAYU BERASAL DARI ETNIK DUSUN - ...
2 Jul 2013 - USM, Prof Madya Dr.ZAFARINA BINTI ZAINUDDIN Ketua penyelidik sains. forensikUniversiti Sains Malaysia (USM) -UNIVERSITI SAINS
Selasa, 2 Julai 2013
Orang Melayu berasal dari Etnik Dusun ( Melayu Sebenar )
- menurut kajian oleh Kumpulan penyelidik diketuai Timbalan Dekan (Penyelidikan dan Pengajian Siswazah), Pusat Pengajian Sains Kesihatan. USM, Prof Madya Dr.ZAFARINA BINTI ZAINUDDIN
Ketua penyelidik sains. forensik Universiti Sains Malaysia (USM)
-UNIVERSITI SAINS MALAYSIA
SCHOOL OF HEALTH SCIENCES, HEALTH CAMPUS,
UNIVERSITI SAINS MALAYSIA, 16150 KUBANG KERIAN,
KELANTAN,
MALAYSIA.
TEL. NO. (OFFICE)09-7663993
FAX NO.09-764 7884
E-MAIL ADDRESS; zafarina@kck.usm.my
PHD, FORENSIC SCIENCE, UNIV OF GLASGOW, UK, 2004.
Bachelor, BIOKIMIA, UNIVERSITI MALAYA, 1997.
Master, MOLECULAR BIOLOGY, UNIVERSITI SAINS MALAYSIA)
kajian Dr Zafarina ada menunjukkan orang Melayu berhijrah dari Borneo ke Sumatra dan Semenanjung. Perbendaharaan bahasa Melayu juga sangat banyak dalam bahasa Dusun atau Dayak yang lain. Tapi setakat ini beliau cuma membuktikan penghijrahan tersebar dari Borneo ke Sulawesi, Sumatra, Semenanjung hingga ke Taiwan. Tapi "Teori Yunan" masih belum dipatahkan kerana manusia di Borneo adalah Mongloid.
Perkataan Melayu berasal dari Melayur iaitu istilah suku Malayalam atau Malabar dari India Selatan yang bermakna bukit atau permatang.
Orang-orang Melayur adalah masyarakat asli Nusantara Sumatera (yang berasal dari Pulau Borneo berhijrah ke Sumatera yang menggunakan bahasa asal atau asli Melayu) berkahwin dengan orang-orang Indian Malabar atau Malayalam. Hasil pertembungan dua bangsa dan budaya menghasilkan bangsa Melayur sempena tempat yang dinamakan Melayur dan juga menghasilkan Indianized Kingdom (kerajaan dipengauhi India) yang memerintah ribuan tahun di kepulauan Nusantara.
Dunia Melayu mulai dikenali dengan kewujudan pemerintahan raja-raja kacukan India dan penduduk asli kepulauan nusantara termasuk Sumatera, Jawa, Borneo, Filipina, dan Champa di Vietnam. Kedatangan pengaruh Arab Islam telah menjadikan kerajaan Melayur kerajaan Islam setelah raja-raja orang Melayur memeluk agama Islam.
Bangsa dan pemerintahan raja-raja Melayur akhirnya dikenali sebagai Melayu dan berkembang pesat melalui perkahwinan antara kerabat di raja, perdagangan, peperangan atau penaklukan, dan juga diplomasi atau politik.
Bahasa Melayu yang kita kini kenali berkembang menjadi bahasa perdagangan, diplomasi dan keagamaan di seluruh kepulauan nusantara di mana kerajaan Melayu telah diwujudkan.
Bahasa Melayu asal mempunyai persamaan dengan bahasa asli Borneo khususnya Dusun dan Iban. Bahasa Melayu moden adalah 70% bahasa India (Sanskrit) yang digunakan oleh suku kacukan Melayu yang dipengaruhi kemudian oleh bahasa Arab, Cina dan Portugis disebabkan pertembungan budaya antara benua melalui perdagangan di bumi Melayu.
Hari ini istilah Melayu bukan istilah bangsa (race) tetapi etnik (dari segi agama) kerana tidak ada bangsa yang dikenali sebagai Melayu menurut Perlembagaan Malaysia. Seorang Melayu adalah sesiapa yang biasanya mengunakan bahasa Melayu, beraga Islam dan mengamalkan budaya Melayu. Bahasa dan Budaya Melayu adalah termasuk bahasa Sanskrit dan budaya masyarakat India Selatan.
Dalam bahasa Melayu moden, perkataan asal Melayu hanya 30% yang hampir kesemuanya dapat dikesan berasal dari Pulau Borneo.
Hampir kesemua raja-raja Melayu di zaman dahulu adalah kacukan India dan tempatan (Sumatera dan Borneo)yang menggunakan bahasa tempatan sebagai bahasa asal diperkayakan dengan bahasa asing. Pada hakikatnya bahasa Melayu sekarang adalah bahasa yang diperkayakan oleh bahasa asing khususnya bahasa Sanskrit sesuai dengan kedudukan sejarah dimana selama 2,000 tahun kepulauan nusantara dipengaruhi oleh India dan Arab.
Istilah masuka Melayu bermakna menjadi sebahagian masyarakat berbudaya tinggi berasaskan budaya India dan Arab. Manusia Pagan atau Kafir dikecualikan dari defininasi ini.
Penulis-penulis sejarah Melayu sebenarnya adalah Melayu kacukan tempatan dan Inda seperti Munsyi Abdullah. Raja-raja atau Sultan-Sultan Melayu zaman dahulu menganggap diri mereka keturunan Raja Iskandar Zulkarnain.
Tuntutan ini mempunyai kebenarannya kerana raja-raja Melayur adalah kacukan wanita tempatan dan pembesar-pembesar atau pedagang-pedagang kaya dari India yang seterusnya mungkin keturunan penjajah Greek di India di zaman sebelum masihi.
Hari ini, penulis-penulis Barat telah menjadikan istilah Melayu untuk mengtakrifkan penduduk asli di kepulauan Nusantara sebagai orang-orang Melayu. Ianya tidak lagi bermakna kacukan India dan orang-orang tempatan atau tertumpu kepada pembesar-pembesar negeri. Istilah ini juga dapat diterima sepenuhnya oleh masyarakat serumpun d kepulauan Asia Tenggara/nusantara.
Walau bagaimana pun, isitlah Melayu hanya digunakan setakat istilah akademik. Ianya digunakan secara meluas oleh penyelidik Barat untuk mengenali masyarakat penutur bahasa Austronesian Malayo Polynesian dari Pulau Madagascar Lautan India Afrika ke Pulau Easter lautan Pasifik Amerika Selatan.
Penulis-penulis tempatan juga menulis mengenai kehebatan pelayar-pelayar orang Melayu menjelajah dunia untuk menguasai maritim lautan Hindi dan lautan Pasifik di zaman kuno sebelum Cheng Ho atau Magellan menerokai pelayaran lautan merentasi benua.
Kita juga membaca bahawa terdapat 300 juta orang-orang Melayu di seluruh dunia dan pengaruh orang-orang Melayu menjadikan bangsa Melayu sebagai salah satu bangsa peneroka terbesar lautan luas.
Istilah rumpun melayu sering dikumandangkan seolah-olah ianya suatu kenyataan.
Namun hakikatnya, Perlembagaan Malaysia telah memberi pengertian sempit mengenai istilah Melayu. Berdasarkan tafsiran Perlembagaan Malaysia hanya terdapat 25 manusia di seluruh bumi yang dinamakan Melayu. Orang-orang Jawa di luar Malaysia bukan orang Melayu, orang-orang asli Borneo yang pada hakikatnya rumpun Melayu juga bukan Melayu kerana mereka masih bertutur dalam bahasa atau dialek suku masing-masing.
Menurut Perlembagaan Malaysia, bangsa Melayu bukan istilah bangsa tetapi istilah agama dan budaya atau cara hidup. Orang India dan Arab Islam boleh menjadi Melayu. Dalam duia hanya terdapat dua kumpulan besar yang mendefinasikan diri mereka melalui agama dan bukan bangsa. Salah satu ialah Melayu (berdasarkan Perlembagaan Mlaaysia dan yang kedua bangsa Yahudi yang mengelar diri mereka sebagai bangsa Yahudi bukan atas ras (racial classification) tetapi agama Yahudi mereka.
Di negara-negara Arab, suku atau bangsa Arab itu adalah itilah bangsa, bukan agama. Orang-orang Arab yang beragama Kristian akan tetap menjadi orang Arab. Malah sikap orang-orang Arab terhadap orang-orang Arab bukan Islam lebih mulia. Di Palestin, Syria, Iraq, Lebanon,dll terdapat masyarakat Arab Kristian yang menpunyai semangat nasionalisma Arab yang tinggi.
Tafsiran Perlembagaan Malaysia yang sempit menjadikan bangsa Melayu sutu bangsa yang kecil dan tertumpu kepada negara Malaysia. Bagi saya tafsiran Perlembagaan Malaysia meyakinkan saya bahawa Melayu tidak wujud sebelum wujudnya kerajaan pemerintahan India (Indianized Kingdom) di Nusantara. Sejarah Melayu bermula dengan Parameswara dari Palembang yang berhijrah ke Melaka.
Sebelum ini, tidak ada orang Melayu. Yang ada adalah suku-suku asli yang bertutur dalam dialek asli Borneo atau Sumatera atau Jawa, dan lain-lain. Di Borneo suku-suku asli in kini dikenali sebagai suku Dusun/Dayak. Masyarakat Melayu yang kita kenali di Pulau Boneo adalah masyarakat Dusun/Dayak yang memeluk agama Islam atau masuk Melayu.
Negara Brunei berasal dari Atak Batatar yang dieprcayai suku Murut atau Dusun Bisaya yang memeluk agama Islam dan memulakan kesultanan Brunei sehingga sekarang. Rakyat Brunei adalah suku-suku tempatan yang telah memeluk agama Islam dan mengubah cara hidup sebagai orang-orang Melayu Islam.
Demikian juga, Malaysia tidak boleh mengatakan bahawa masyarakat Malagasy di Madagascar adaalah orang-orang Melayu. Ii kerana meereka tidak memenuhi syarat-syarat perlembagaan Malaysia. Masyarakat Malagasy sebenarnya berasal dari Pulau Borneo dan bahasa mereka mirip kepada bahsa manyan yang seterusnya mirip kepada bahasa Dusun di Sabah.
Walaua bagaimana pun, tafsiran bahawa Melayu itu Islam dan Islam itu Melayu sebenarnya ada kebenaran. Ini disebabkan ianya bukan isitilah untuk semua penduduk asli di kepulauan nusantara yang dikenali sebagai malayo polynesian. Ianya dalah istiah untuk masyarakat kacukan yang berasal dari Melayur India.
Penduduk asli yang dinamakan malayo polynesian memunyai ciri-ciri mongoloid bukan India walau pun kebanyakannya berkulit gelap sawong. Namun orang-orang Melayu di Malaysia hampir kesemuanya keturunan kacukan India atau Arab yang masih dapat diteliti dalam paras atau kulit penduduk Malaysia sekarang yang mirip India atau Arab - gelap, tinggi lampai, tinggi batang hidung dan bibir nipis dan bentuk kepala yang jelas bukan asli Nusantara.
Orang-orang Kelantan dan Kedah adalah di antara suku-suku tempatan yang paling asli, atau suku-suku pendatang seperti suku Bugis, Jawa, Acheh, dan lain-lain yang hampir kesemuanya masih mempunyai ciri-ciri Mongoliod yang jelas.
Kalau nak tahu, siapa melayu sebenar, inilah jawapannya.
Anak Borneo
*Tahukan anda bahasa Dusun/Iban adalah asal usul 30% dari bahasa Melayu modern. Bahasa melayu berasal dari Borneo, bukan Semenanjung Malaysia. Orang-orang Dusun/Dayak berhijrah ke Sumatera dan menjadikan Bumi tersebut tanah mereka. Berkahwin dengan orang India telah melahirkan suku bangsa Melayur atau Melayu. Kerajaan Melayur (Indianized Kingdom) telah memulakan sejarah Melayu.
Ciri-ciri bahasa Melayu kuno:
Penuh dengan kata-kata pinjaman Sanskrit
Susunan ayat bersifat Melayu
Bunyi b ialah w dalam Melayu kuno (Contoh: bulan - wulan)
bunyi e pepet tidak wujud (Contoh dengan - dngan atau dangan)
Awalan ber- ialah mar- dalam Melayu kuno (contoh: berlepas-marlapas)
Awalan di- ialah ni- dalam bahasa Melayu kuno (Contoh: diperbuat - niparwuat)
Ada bunyi konsonan yang diaspirasikan seperti bh, th, ph, dh, kh, h (Contoh: sukhat****ta)
Huruf h hilang dalam bahasa moden (Contoh: semua-samuha, saya: sahaya)
dipetik darihttp://www.tutor.com.my/stpm/asal_usul_bahasa/asal_usul_bahasa_melayu.htm
Saya mendapati istilah Melayu kuno amat menarik. Sepeti d atas, bunyi b ialah w dalam melayu kuno.
Contoh bahasa Dusun (Ranau) Sabah.
Bulan Wulan
Betis Wotis
Batang Watang
Batu Watu
Buloh Wuloh
Bulu Wulu
Berat Wagat
Banyak bahasa Dusun Ranau mirip bahasa melayu kuno
Contoh
Mata mato
Telinga tolingo
Hidung todung
Lidah dilah
Paha poo
Siku siku
Betis wotis
Darah raa
Lengan longon
Pusat pusod
Isi tonsi
Tulang tulang
Lemak lunok
Makan makan
Minum minum
Bunga bunga
Buah tua
Dahan raan
Batang watang
Daun roun
Kayu kayu
Tanah tana
Batu watu
Awan tawan
Sawat sawat
Bulan wuan
Itik putik
Pelanduk pelanuk
Buaya buayo
Tikus tikus
Beruang bohuang
Sesungguhnya, bahasa Dusun Ranau (Borneo) adalah merupakan asal usul bahasa Melayu kuno.
http://www.tutor.com.my/stpm/asal_usul_bahasa/asal_usul_bahasa_melayu.htm
Isnin, 13 Mac 2017
Kenangan Aktiviti2 Abjad Sabah yang telah berlangsung
Selasa, 28 Februari 2017
Trend, Local Genius & Archeology
Dalam Baiduri Segala Permaisuri mukasurat 70, "Trend, Social Class & Intermarriage", saya telah jelaskan walaupun Asia Tenggara dilanda trend Hindu-Buddha yang mencapai kemuncaknya bermula abad ke-4 Masehi dan mula merosot menjelang abad ke-15 Masehi, orang Melayu tetap Melayu sampai ke hari ini. Cikgu saya kata, tetap hidup penyek, makan belacan, punggung itam. Takpayah nak wannabe sangat.
Bangsa tidak boleh bertukar malah bahasa pun dalam kelompok linguistik yang sama, yakni sebelum dan selepas trend itu, bahasa Melayu kekal dalam kelompok Malayo-Polinesia/Austronesia. Sebab itu Bahasa Jiwa Bangsa. Kata-kata pinjaman, saduran atau seumpamanya majoriti bahasa di dunia ada malah Bahasa Inggeris itu sendiri amat pekat dengan perkataan-perkataan Latin, Jerman malah yang bestnye satu kelompok pulak dengan Sanskrit secara linguistik.
Tulisan-tulisan saya tu adalah hasil pemerhatian saya sejak beberapa tahun lepas di kala masyarakat Melayu masih bertekateki tentang sejarah sendiri. Di kala semua provokasi diangguk-angguk tanpa sikit pun melawan. Orang kencing dia kata ada tulang Hang Tuah berDNA India, budak Melayu pun tersengih-sengih juga. Hang Tuah adalah Hang Too Ah, budak Melayu pun tersengih jugak. Habis tu, bagaimana nama Cina tapi DNA India? Merepek. Nah sekarang dalam buku terbaru, saya sertakan kajian Oxford dan lain-lain universiti yang ditaja oleh Kesatuan Eropah yang mana menjelaskan majoriti orang Melayu berasal dari Asia Tenggara, tepatnya di sekitar Pentas Sunda. Siap ada paperwork berjela-jela lagi. Boleh baca paperwork tu sebelum tido untuk hapuskan imsomnia.
Penemuan demi penemuan di Tapak Arkeologi Sungai Batu telah banyak mengubah persepsi masyarakat malah para pengkaji sendiri tentang sejarah lampau orang Melayu. Ini bukan main-main, sejarah tamadun 500 tahun Sebelum Masehi. Sekarang, para sarjana kita sudah mampu memberi kritikan terhadap Teori Indianisasi dengan memakai bukti-bukti arkeologi.
Saya sememangnya tidak jemu-jemu nak memahamkan masyarakat Melayu tentang akar Malayo-Polinesia mereka, yang kehidupannya very simple and relax as well as Orang Laut, Maori, Tonga dan sebagainya. Selang masa antara abad ke-4 hingga abad ke-15 (trend Hindu-Buddha) sudah banyak memesongkan tanggapan orang Melayu pascamerdeka tentang sejarahnya dengan sangkaan-sangkaan budaya, bahasa dan asal-usul yang tidak akademik.
Sepertimana pandangan Prof Dato Dr. Mokhtar Saidin yang menyatakan dengan jelas bahawa senibina Monumen Sungai Batu bercirikan tempatan, maka percayalah, kita sedikit demi sedikit akan dapat menjejak kembali cerita lampau kita yang hilang dalam 'blackhole' sejarah.
link: http://www.hmetro.com.my/node/209446
~Srikandi
My History is Immortal
Rabu, 25 Januari 2017
SOLAT
... Apabila engkau anggap solat itu hanya sebagai kewajiban, maka kau akan terburu-buru mengerjakannya & tak akan menikmati hadirnya Allah saat kau mengerjakannya.
... Anggaplah solat itu pertemuan yg kau nanti dgn Tuhanmu ... Allahuakbar.
... Anggaplah solat itu sebagai cara terbaik kau bercerita dengan Allah ... Allahuakbar.
... Anggaplah solat itu sebagai kondisi terbaik untuk kau mengadu segala keluh kesah dgn Allah SWT ... Allahuakbar.
..Anggaplah solat itu sebagai spt mana seriusnya kau dlm bermimpi ... Allahuakbar.
... Bayangkan ketika "Azan berkumandang," Allah melambai-lambai kepadamu utk mengajak kau lebih dekat dengan-Nya ... Allahuakbar.
... Bayangkan ketika kau "Takbir," Allah melihatmu, Allah tersenyum untukmu dan Allah berbangga dengan mu ... Allahuakbar.
... Bayangkanlah ketika "Rukuk," Allah menampung badanmu hingga kau tak terjatuh, hingga kau merasakan damai dalam sentuhan-Nya ... Allahuakbar.
... Bayangkan ketika "Sujud," Allah mengalas kepalamu. Lalu Dia berbisik lembut di kedua-dua telingamu: "Aku mencintaimu wahai hamba-Ku." ... Allahuakbar.
... Bayangkan ketika kau "Duduk di antara 2 sujud," Allah berdiri gagah di depanmu, lalu mengatakan: "Aku tak akan diam apabila orang mengusikmu." ... Allahuakbar.
... Bayangkan ketika kau memberi "Salam," Allah menjawabnya, lalu kau jadi manusia berhati bersih ... Subhanallah.
Masya Allah ... sungguh nikmat solat yg kita lakukan. Tak akan sia-sia orang yang menyebarkannya.
Maka sebarkanlah wahai teman-temanku. Allahuma, saksikanlah ...
#Ingatan dan muhasabah buat diriku sendiri, saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku. Kita insan biasa yg sering terleka dek urusan dunia yg sentiasa menghambat kita, dan kita pula mengejar dunia...
salinan Asal ini mungkin
Remaja Masjid Ash-Shabirin berkongsi kiriman Dede Irawan.
Bayangkan ketika #sujud , Allah mengelus kepalamu. Lalu Dia berbisik lembut dikedua telingamu: "Aku Mencintaimu hambaKu"
Remaja Masjid Ash-Shabirin
SURAT CINTA TENTANG SHOLAT:
✏ Bila engkau anggap sholat itu hanya penggugur kewajiban, maka kau akan terburu-buru mengerjakannya.
✏ Bila kau anggap sholat hanya sebuah kewajiban, maka kau tak akan menikmati hadirnya Allah saat kau mengerjakannya.
✏ Anggaplah sholat itu pertemuan yang kau nanti dengan Tuhanmu.
✏ Anggaplah sholat itu sebagai cara terbaik kau bercerita dengan Allah.
✏ Anggaplah sholat itu sebagai kondisi terbaik untuk kau berkeluh kesah dengan Allah.
✏ Anggaplah sholat itu sebagai seriusnya kamu dalam bermimpi.
✏ Bayangkan ketika "adzan berkumandang", tangan Allah melambai ke depanmu untuk mengajak kau lebih dekat denganNya.
✏ Bayangkan ketika kau "takbir", Allah melihatmu, Allah senyum untukmu dan Allah bangga terhadapmu.
✏ Bayangkanlah ketika "rukuk", Allah menopang badanmu hingga kau tak terjatuh, hingga kau rasakan damai dalam sentuhanNya.
✏ Bayangkan ketika "sujud", Allah mengelus kepalamu. Lalu Dia berbisik lembut dikedua telingamu: "Aku Mencintaimu hambaKu".
✏ Bayangkan ketika kau "duduk diantara dua sujud", Allah berdiri gagah didepanmu, lalu mengatakan: "Aku tak akan diam bila ada yang mengusikmu".
✏ Bayangkan ketika kau "Salam", Allah menjawabnya, kau seperti manusia berhati bersih setelah itu...
Subhanallah sungguh nikmat shalat yang kita lakukan... Aamiin ya rabb
# Ada beberapa perkara diatas yang menjadi subjek perhatian saya. Tapi hendaknya mudah-mudahan saya berkelapangan untuk memperkatakanya walau pun secara incit-incit kata orang sini. jadi rajin-rajinlah folow mana tau ada penambahbaikan dari semasa kesemasa.
AWAL UGAMA MENGENAL ALLAH..
Bagaimana hendak mengenal Allah?
Didalam soal ini kita boleh mengambil iktibar pengajarandaripada firman Allah
79.Surah An-Nāzi`āt (Verse 15)
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَىٰ
Sudahkah sampai kepadamu (wahai Muhammad) perihal Nabi Musa?
79.Surah An-Nāzi`āt (Verse 16)
إِذْ نَادَاهُ رَبُّهُ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى
Ketika ia diseru oleh Tuhannya di "Wadi Tuwa" yang suci; -
79.Surah An-Nāzi`āt (Verse 17)
اذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ
(Lalu diperintahkan kepadanya): "Pergilah kepada Firaun, sesungguhnya ia telah melampaui batas (dalam kekufuran dan kezalimannya);
79.Surah An-Nāzi`āt (Verse 18)
فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَىٰ أَن تَزَكَّىٰ
"Serta katakanlah kepadanya: `Adakah engkau suka hendak mensucikan dirimu (dari kekufuran)?
79.Surah An-Nāzi`āt (Verse 19)
وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ
`Dan mahukah, aku tunjuk kepadamu jalan mengenal Tuhanmu, supaya engkau merasa takut (melanggar perintahNya)?
Sebenarnya kita semua sudahpun membuat penyaksian dan pengakuan bahawa Allah adalah Tuhan sejak daripada mula dijadikan kita.
Ini telah dijelaskan oleh Allah seperti didalam firmanNya
7.Surah Al-'A`rāf (Verse 172)
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۖ قَالُوا بَلَىٰۛ شَهِدْنَاۛ أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika Tuhanmu mengeluarkan zuriat anak-anak Adam (turun-temurun) dari (tulang) belakang mereka, dan Ia jadikan mereka saksi terhadap diri mereka sendiri, (sambil Ia bertanya dengan firmanNya): "Bukankah Aku tuhan kamu?" Mereka semua menjawab: "Benar (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi". Yang demikian supaya kamu tidak berkata pada hari kiamat kelak: "Sesungguhnya kami adalah lalai
(tidak diberi peringatan) tentang (hakikat tauhid) ini".
DARI AYAT INI MENERANGKAN TELAH BERLAKU PENYAKSIAN DAN PENGAKUAN BAHAWA ALLAH ADALAH TUHAN KITA
PENYAKSIAN DAN PENGAKUAN INI TERUS BERLAKU SEHINGGALAH KITA DILAHIRKAN KEDUNIA INI DAN IANYA KEKAL SEHINGGALAH KITA SEMUA MULA BERAKAL..
SETELAH KITA MULA BERAKAL, BERMULALAH ERA KITA MULA MERASAKAN SEGALA SIFAT KETUHANAN YANG ADA PADA DIRI KITA SEBAGAI SIFAT BADAN DIRI KITA SENDIRI..
TETAPI ALLAH TELAH MENJELASKAN DIDALAM FIRMANNYA
34.Surah Saba' (Verse 27)
قُلْ أَرُونِيَ الَّذِينَ أَلْحَقْتُم بِهِ شُرَكَاءَۖ كَلَّاۚ بَلْ هُوَ اللَّهُ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Katakanlah lagi:
"Tunjukkanlah kepadaku sifat-sifat ketuhanan yang ada pada makhluk-makhluk yang kamu hubungkan dengan Allah sebagai sekutu-sekutuNya. (Sedang merasakan sifat ketuhanan sebagai sifat diri sendiri dan sebagai sifat makhlok selain dari Allah)
Tidak ada pada sesuatu makhluk pun sifat-sifat itu,
bahkan yang mempunyai sifat-sifat ketuhanan ialah Allah Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana".
Setelah kita mula berakal sifat ketuhanan yang ternyata kepada diri kita mula dirasakan sebagai sifat badan diri kita sendiri. Seterusnya semakin kita membesar segala sifat ketuhanan yang ternyata kepada makhlok yang lain juga mula dirasakan sebagai sifat makhlok tersebut.
Semasa kita membaca firman Allah seperti diatas seperti didalam Surah Saba' (Ayat 27) khasnya dan banyak lagi keterangan didalam surah dan ayat-ayat yang lain amnya. Akan lahirlah didalam ilmu dan pengetahuan kita yang "SEGALA SIFAT KETUHANAN YANG ADA PADA BADAN DIRI SENDIRI DAN YANG TERNYATA KEPADA MAKHLOK YANG LAIN, ITU ADALAH SIFAT KETUHANAN ALLAH"
Dengan ilmu dan pengetahuan yang demikian, tidak akan menghilangkan rasa keberadaan atau keakuan kepada badan diri sendiri dan kepada makhlok yang lain..
Ini telah ditegaskan oleh Allah didalam firmanNya didalam Surah Saba' (Ayat 27)
" TUNJUKKANLAH KEPADAKU SIFAT-SIFAT KETUHANAN YANG ADA PADA MAKHLOK-MAKHLOK YANG KAMU HUBUNGKAN DENGAN ALLAH SEBAGAI SEKUTU-SEKUTUNYA"
Untuk mengajak manusia kembali kepada "HAKIKAT TAUHID YANG TELAH DITINGGALKAN" sejak dari manusia mula berakal, Allah telah mengu
ILMU AL-SYATAR
RISALAH MENGENAI ILMU AL-SYATAR
Salinan Perkataan Almarhum Ayahanda Tuan Guru Haji Mahmud Nasri Othmani Mengenai Ilmu Al-Syatar Dan Cara Mencapai Darjat Wali. Bertarikh: 17 Rabiul Awal 1388H
[Iman Al Makhda Al Makhda Al Makhda] Darjat Iman Yang Keenam Ialah Tangga Wali Ali Lagi Azom. [As-Sidiquun]
Maka menuntuti wali itu daripada tangga pertama hingga keenam dan ketujuh kesempurnaan bagi wali itu darjat imannya. Tangga keenam pada bab iman dengan itu tahkiklah segala wali itu dengan ilmu dan makrifatnya akan haqiqah al-haqiqatul haqaiq dan haqiqatul al ashya dengan sekira-kiranya wali dan mertabatnya.
Maka mereka yang menuntuti menjadi wali pada zahir dan batin itu hendaklah melazimkan dengan babnya supaya tiada mardud [tiada rasukan] tiada bersusah payah dengan ilmu dan amal yang banyak dan jauh-jauh.
1. Mengaku menjadi murid syeikh wali yang ali lagi azim.
2. Mempernamakan dirinya pada zahir dan batin dengan nama syeikhnya seumpama oleh syeikh abdul razak [ syeikh yusuf] anak sulung bagi syeikh muhyiddin abdul qadir jailani dengan nama baginya dengan cara demikian jadilah dia menerima pusaka wali agama islam di atas makna sekeliannya juzuknya pada zahir dan batin daripada bapanya. Kemudian dikuburkan bapanya 3 hari iaitu dia pergi pada hujung kaki bapanya serta memberi salam dan menuntuti pusaka itu daripada bapanya.
3. Maka menjawab oleh bapanya, hendaklah kamu berhenti seberapa masa kerana mengambil pusaka wali agama islam daripada aku. Maka aku pohonkan kepada allah mengurniakan pusaka wali agama islam itu kepada engkau di atas makna sekeliannya dan juzuk-juzuknya selapis ke selapisan hingga hari qiamat. Dan hendaklah melazimi pada bab aku berkhalwat dengan menuntuti pusaka wali agama islam daripada aku. Aku wasiat akan dikau bahawa hendaklah engkau menyampaikan kepada tiap-tiap mereka yang hendak mengambil pusaka wali agama islam daripada aku hendaklah melazimkan bab khlawat pada bab aku mengaku murid bagi aku hingga seberapa banyak dosa dan kesalahan sekalipun nescaya aku menerima akan dia.
Maka setengah daripada adab melazimkan pada bab aku hendaklah berhadap kiblat mengucap dua kalimah syahadat beberapa kali pohon menerima iman islam ihsan daripada allah.
Beralih ke pihak masyrik, mengucap syahadat beberapa kali, pohon menerima segala rezeki rohani jasmani, banyak dan seberapa banyak mudah dan seberapa mudah., luas dan seberapa luas daripada segala pihak alam allah dengan tiada galangan dan halangan.
Beralih semula ke pihak maghrib mengucap syahadat beberapa kali, pohonkan ibu terima, bapa terima, aku terima [syeikh muhiyydin], allah dan rasul terima, kemudian pohonlah apa-apa hajat daripada allah dengan berkata aku sekira-kira pada pandanganmu bahawa aku pada pihak kanan atau hadapanmu di al pabatul arasil alazim. Rasulullah di hadapan aku, nabi allah khidir dan mereka yang menjadi murid bersama-sama denganmu atau di belakangmu. Atas nama aku pada zahir dan batin. Kemudian hilangkan sekeliannya itu pada ahadiah allah. Dan kekalkanlah di atas kelakuan itu selama-lamanya di antara aku dan rasulullah itu seperti mana antara mata putih dan mata hitam. Maka adab dengan murid seperti tersebutlah boleh mencapai darjat wali yang istiqamah dan nyata beberapa keramat dan kelebihan yang menyamai mukjizat rasulullah s.a.w.
Adapun menuntuti wali dengan jalan berusaha membanyakkan ibadat yang sunat seperti sembahyang, sunat rawatib dan seumpamanya dan juga memperbanyak serta memperluaskan ilmu fardu kifayah itu walhal dengan tidak melazimkan bab tersebut hanya ibadat dan ilmu inilah sahaja atau terus maju ke dalam istiraj daripada allah. Dan mereka yang beribadat sedikit atau banyak, sedikit ilmu atau banyak ilmu tetapi melazimkan bab guru wali seperti tersebut nescaya dapat jadi wali dengan kemudahan. Terlindung daripada pandangan awam dan ahli-ahli ilmu bersembang dengan banyak ilmu dan amal. Dan menggantikan guru yang wali itu pada menyertakan alam allah sekira-kira ketinggian maqam walinya di sisi allah dengan
Selasa, 24 Januari 2017
Surau bypass Kg. Bongol- Kota Belud
lebih kurang jam lima petang. kabus memang tebal sedikit kalau ada Asma payah sikit |
.
\Dalam perjalanan kembali ke tempat kerja. kerana kurang bersedia untuk menghadapi anak-anak yang kurang sihat. Bila menghampir pekan nabalu anak bongsu dah buang air besar, orang rumah suruh berhenti dan meminjam tandas dimana-mana gerai yang ada. sambil berbual itu saya terlepas peluang untuk berhenti kerana saya risau kereta dibelakang mengekori terlalu rapat.
tercari-cari tandas untuk membersikan anak. teringat gerai-gerai sinalau bakas yang ada disepanjang jalan kawasan ini. rupanya saya tidak ada kekuatan untuk berhenti di sana. lalu saya teringat ada sighboard penunjuk ada surau berhampiran di simpang by pas ke Kota Belud.
Nak dijadikan cerita sehari masa untuk balik bertolak, kami sekeluarga anak beranak keracunan makanan, Anak yang sulung memang kurang sihat dari awal kerana penangan memakan beramai-beramai buah lemon dengan para sepupuhnya, saudara sepupunya itu taklah ada apa-apa maklumlah diorang itu orang kampung sebenar yang memang kebal dan tahan lasak. anak saya belum capai tahapnya
bila jumpa sighbord tersebut saya hentikan kenderaan dan berjalan menunju arahan petunjuk bagi meninjau jauhkah surau tersebut dari simpang dan yang paling penting AIR ada atau tiada. bila dipastikan paip air berfungsi saya berjalan kembali ke kenderaan.
Semasa orang rumah sibuk mengurus anak-anak. saya berkeliaraan disekitar surau, memang nampak ada tanda memang digunakan. oleh kerana tidak pasti masuk waktu Zohor jam berapa. saya juga berharap ada ahli qariah untuk mengumandangkan laungan Azan.
Saya hanya solat sunat. dan berniat mudahan tempat ini adalah berkah dan jamaahnya Ramai.
Beberapa ketika berada ditempat kerja tergerak hati untuk mencatat kembali, lalu saya melayari internit untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai surau tersebut. rupanya memang ada cerita tapi bukan rezeki mereka.
Tapak Tahfiz ini kini berada di Tempies Ranau
Sabtu, 14 Januari 2017
lama tidak berjumpa
Pertemuan tidak disangka Dengan kenalan lama bersama seleberiti juga pengasas seni bela diri Betakom
pic peribadi |
Pautan ini saya copy dari Facebook untuk melihat gambar berkaitan
Tokwanku Timur telah menambah 6 foto baru — bersama Pusaka Gayong K Kinabalu dan 2 yang lain.
BETAKOS "menyerang" T.U.D.M Labuan....
Langgan:
Catatan (Atom)