The Royal Bloodlines of Andin.
Baru semalam mendapat conformation dari Ninik saya yang rupanya saya ini juga memang berdarah ANDIN. Andin adalah suatu gelar kebangsawanan di Kesultanan Banjar dan Kesultanan Paser di Kalimantan, Indonesia. Mula-mula gelar ini dipakai oleh keturunan bangsawan Kerajaan Negara Daha.
Kerajaan Negara Daha adalah sebuah kerajaan kuno pendahulu kerajaan Banjarmasin dan kerajaan ini telah dikalahkan dalam perebutan tahkta oleh Sultan Suriansyah pendiri Kesultanan Banjar. Oleh sebab kekalahan tersebut maka penguasa Kerajaan Negara Daha tidak diperkenankan lagi memakai gelar Pangeran dan Gusti, tetapi diturunkan menjadi Andin. Raja Negara Daha terakhir yang merupakan bapa saudara Sultan Suriansyah tersebut diperkenankan untuk menyingkir lebih ke hulu dan menguasai suatu daerah di pedalaman yaitu di sungai Batang Alai. Salah satu cabang keluarga Kerajaan Negara Daha (Kuripan-Daha) mendirikan Kerajaan Sadurangas.
Menurut Hikayat Banjar, pada masa Sultan Mustain Billah di keraton Banjar telah dilangsungkan perkawinan politik antara Aji Ratna binti Aji Tunggul (adipati Pasir) dengan Dipati Ngganding/Dipati Gendang (adipati Kotawaringin), kerana Dipati Ngganding bukanlah seorang Pangeran yang berdarah biru, maka anak-anaknya cukup bergelar Andin yaitu Andin Juluk dan Andin Hayu. Jadi jika seorang putri bangsawan menikah dengan pihak luar Istana, maka putra putrinya akan bergelar Andin juga.
Keluarga Bangsawan Andin juga merupakan penguasa turun temurun daerah Barabai atau wilayah traditional yang dahulu bernama daerah Alai, dahulu meliputi watas (wilayah) antara sungai Batang Alai, sungai Barabai dan sungai labuan amas di Kabupaten hulu sungai tengah yang berpusat di desa Palajau. keluarga Andin ini dipercaya merupakan keturunan yang masih berkerabat dengan wali songo yang kemudian menjadi penguasa wilayah setempat dan diberi gelar Andin yang dapat diturunkan kepada keturunannya melalui garis laki-laki dan diberikan kepada anak laki-laki dan perempuan.
Salah satu ciri khas Para Andin ini adalah memanjangkan kuncir bagi anak mereka sampai pada umur tertentu, di kemudian hari seorang anak yang bergelar mempunyai kuncir disebut dengan baandin. Tradisi membiarkan Kuncir (ekor rambut atau tocang) dan mencukur bahagian tepi kepala ini masih dilaksanakan oleh Datuk dan Ninik saya terhadap Pak Long dan Mak Ngah saya semasa mereka kecil, tetapi tak diteruskan dah ke anak-anak dia yang lain termasuk ayah saya yang lahir kemudiannya.
Para keturunan Andin pada masa kini sudah jarang memakai gelar Andin, meskipun begitu keturunan mereka menyebar keseluruh Nusantara. Keturunan Andin merupakan salah satu keluarga Aristokrat Banjar paling berpengaruh dan berkuasa yang dapat mempertahankan eksestensi mereka hingga kini.
Kisahnya, lebih kurang seratus tahun yang lalu, setelah Belanda menghapuskan kuasa Kesultanan Banjarmasin serta terbunuhnya Sultan Banjar yakni Sultan Muhammad Seman di Barito maka terjadilah perpecahan dikalangan para Andin yang mengakibatkan terjadi Exodus sebahagian keluarga Andin keluar melarikan diri dari buruan pihak Belanda.
Oleh sebab itu terdapat ramai keturunan Andin di Sabah,Sarawak, Brunei, Singapura, Malaysia, di Sumatera utara seperti di Langkat, Kota Binjai, Deli Serdang, Serdang bedagai, Asahan, di Tembilahan Riau dan Tungkal di Jambi, rata-rata keluarga ini mempunyai sejarah keluarga yang mirip sebagai keluarga pelarian atau orang sini (termasuk orang Pahang) zaman dulu suka gelar keluarga kami sebagai orang bangsat. (tak senonoh betul gelaran tu). Emotikon squint
Ada kemungkinan juga gelar Andin dilarang digunakan oleh Belanda kemudiannya, dan mungkin hal itu lah yang menjadikan Gelar Andin menjadi hampir hilang. Hampir seluruh keluarga yang melarikan diri keluar ini menyembunyikan Gelar Andin-nya agar tidak ditangkap pihak Belanda, dan hanya diceritakan kepada anak cucu sebagai sebuah rahsia keluarga sahaja bahawa mereka merupakan keluarga Andin.Keluarga yang bertahan di tanah Banjarpun sebagiannya menghilangkan gelar Andinnya, namun sebagian lain tetap menggunakannya hingga saat ini. Hal ini memang sesuatu yang benar sebab Datuk saya memang semasa hayatnya sangat berahsia tentang kisah nenek moyang. Malah ayah saya pun tidak mengetahui hal kami dari asal keturunan Andin ini sehinggalah diceritakan oleh Ninik saya.
Menurut Ninik saya,semasa Datuk saya (yang keturunan Andin) masih hidup, jika dia bertemu dengan bapa-bapa saudaranya atau kaum-kerabatnya yang pangkatnya lebih tua dia akan menggunkan Bahasa Dalam atau macam bahasa istana lah lebih kurang. Dia biasanya memanggil mereka sebagai Rama dan menggelar diri sebagai Andika'.
Hasil bersembang dengan Ninik saya semalam juga, saya dapat tahuk yang di belah keluraga Ninik kepada Ninik saya pula ada darah Orang Istana dari Keturunan Bugis yang berkahwin dengan Banjar.
Macam-macam lah lagi citer semalam dan ada yang tak boleh nak cerita disini sebab kang jadi cerita lain pulak. Tetapi menurut Ninik saya gelaran tersebut telah dibuang pada generasi Datuk saya dan dirahsiakan daripada anak dan cucu atas sebab-sebab mahu menyembunyikan identiti keluarga dari musuh dan beberapa sebab lagi yang tak dapat dijelaskan disini. Emotikon smile
ps: Tapi sekarang rasanya dah tak ada dah musuh nak tangkap keturunan Andin ni sebab dah lama merdeka. So agaknya boleh ke kalau saya nak letak nama Andin balik pada keturunan ya?
Tiada ulasan:
Catat Ulasan