Pengikut

Khamis, 20 November 2014

Hukum menyebut Sayyidina Ketika Berselawat (Hasiah Al-bajuri) oleh



Fuqaha' Syafi'iyah berpendapat sunat menyebut sayyidina
ketika berselawat atas alasan penghormatan dan adab.
Imam Asnawi di dalam kitab Al-Muhimmaat mengemukakan
ucapan Syeikh Izzud-din bin Abdus-salam, dia berkata : “Pada
prinsipnya pembacaan selawat di dalam tasyahhud itu
hendaklah ditambah dengan lafaz “sayyidina”, demi mengikuti
adab dan menjalankan perintah. Atas yang pertama
hukumnya mustahab (sunat).
Dengan demikian di dalam membaca shalawat boleh bagi kita
mengucapkan “Allahumma Shalli ‘Ala Sayyidina Muhammad”,
meskipun tidak ada pada lafazh-lafazh shalawat yang
diajarkan oleh Nabi (ash-Shalawat al Ma'tsurah) dengan
penambahan kata “Sayyid”. Karena menyusun dzikir tertentu
yang tidak ma'tsur boleh selama tidak bertentangan dengan
yang ma'tsur.
Sahabat ‘Umar ibn al-Khaththab dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim menambah lafazh talbiyah
dari yang sudah diajarkan oleh Rasulullah. Lafazh talbiyah
yang diajarkan oleh Nabi adalah:
ﻟَﺒَّﻴْﻚَ ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﻟَﺒَّﻴْﻚَ، ﻟَﺒَّﻴْﻚَ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻚَ ﻟَﺒَّﻴْﻚَ، ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻭَﺍﻟﻨِّﻌْﻤَﺔَ ﻟَﻚَ
ﻭَﺍﻟْﻤُﻠْﻚَ، ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻚَ Namun kemudian sabahat Umar ibn al-
Khaththab menambahkannya. Dalam bacaan beliau:
ﻟَﺒَّﻴْﻚَ ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﻟَﺒَّﻴْﻚَ ﻭَﺳَﻌْﺪَﻳْﻚَ ، ﻭَﺍﻟْﺨَﻴْﺮُ ﻓِﻲْ ﻳَﺪَﻳْﻚَ، ﻭَﺍﻟﺮَّﻏْﺒَﺎﺀُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ
ﻭَﺍﻟْﻌَﻤَﻞُDalil lainnya adalah dari sahabat ‘Abdullah ibn ‘Umar
bahwa beliau membuat kalimat tambahan pada Tasyahhud di
dalamnya shalatnya. Kalimat Tasyahhud dalam shalat yang
diajarkan Rasulullah adalah “Asyhadu An La Ilaha Illah, Wa
Asyhadu Anna Muhammad Rasulullah”. Namun kemudian
‘Abdullah ibn ‘Umar menambahkan Tasyahhud pertamanya
menjadi:
ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺣْﺪَﻩُ ﻻَ ﺷَﺮِﻳْﻚَ ﻟَﻪُ Tambahan kalimat
“Wahdahu La Syarika Lah” sengaja diucapkan oleh beliau.
Bahkan tentang ini ‘Abdullah ibn ‘Umar berkata: “Wa Ana
Zidtuha...”. Artinya: “Saya sendiri yang menambahkan kalimat
“Wahdahu La Syarika Lah”. (HR Abu Dawud)
Dalam sebuah hadits shahih, Imam al-Bukhari meriwayatkan
dari sahabat Rifa'ah ibn Rafi', bahwa ia (Rifa'ah ibn Rafi’)
berkata: “Suatu hari kami shalat berjama'ah di belakang
Rasulullah. Ketika beliau mengangkat kepala setelah ruku'
beliau membaca: “Sami’allahu Liman Hamidah”, tiba-tiba
salah seorang makmum berkata:
ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﻟَﻚَ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﺣَﻤْﺪًﺍ ﻛَﺜِﻴْﺮًﺍ ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﻣُﺒَﺎﺭَﻛًﺎ ﻓِﻴْﻪِ
Setelah selesai shalat Rasulullah bertanya: “Siapakah tadi
yang mengatakan kalimat-kalimat itu?". Orang yang yang
dimaksud menjawab: “Saya Wahai Rasulullah...”. Lalu
Rasulullah berkata:
ﺭَﺃَﻳْﺖُ ﺑِﻀْﻌَﺔً ﻭَﺛَﻼَﺛِﻴْﻦَ ﻣَﻠَﻜًﺎ ﻳَﺒْﺘَﺪِﺭُﻭْﻧَﻬَﺎ ﺃَﻳُّﻬُﻢْ ﻳَﻜْﺘُﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭَّﻝَ “Aku melihat
lebih dari tiga puluh Malaikat berlomba untuk menjadi yang
pertama mencatatnya”.
al-Imam al-Hafizh Ibn Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fath al-
Bari, dalam menjelaskan hadits sahabat Rifa’ah ibn Rafi ini
menuliskan sebagai berikut: “Hadits ini adalah dalil yang
menunjukkan kepada beberapa perkara. Pertama;
Menunjukan kebolehan menyusun dzikir yang tidak ma'tsur di
dalam shalat selama tidak menyalahi yang ma'tsur. Dua;
Boleh mengeraskan suara dzikir selama tidak mengganggu
orang lain di dekatnya. Tiga; Bahwa orang yang bersin di
dalam shalat diperbolehkan baginya mengucapkan “al-
Hamdulillah” tanpa adanya hukum makruh” (Fath al-Bari, j. 2,
h. 287).
Dengan demikian boleh hukumnya dan tidak ada masalah
sama sekali di dalam bacaan shalawat menambahkan kata
“Sayyidina”, baik dibaca di luar shalat maupun di dalam
shalat. Karena tambahan kata “Sayyidina” ini adalah
tambahan yang sesuai dengan dasar syari’at, dan sama
sekali tidak bertentangan dengannya.
Asy-Syaikh al’Allamah Ibn Hajar al-Haitami dalam kitab al-
Minhaj al-Qawim, halaman 160, menuliskan sebagai berikut:
ﻭَﻻَ ﺑَﺄْﺱَ ﺑِﺰِﻳَﺎﺩَﺓِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻗَﺒْﻞَ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ، ﻭَﺧَﺒَﺮُ " ﻻَ ﺗُﺴَﻴِّﺪُﻭْﻧِﻲ ﻓِﻲْ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ "
ﺿَﻌِﻴْﻒٌ ﺑَﻞْ ﻻَ ﺃَﺻْﻞَ ﻟَﻪُ “Dan tidak mengapa menambahkan kata
“Sayyidina” sebelum Muhammad. Sedangkan hadits yang
berbunyi “La Tusyyiduni Fi ash-Shalat” adalah hadits dha'if
bahkan tidak memiliki dasar (hadits maudlu/palsu)”.
Di antara hal yang menunjukan bahwa hadits “La Tusayyiduni
Fi ash-Shalat” sebagai hadits palsu (Maudlu’) adalah karena
di dalam hadits ini terdapat kaedah kebahasaan yang salah
(al-Lahn). Artinya, terdapat kalimat yang ditinjau dari
gramatika bahasa Arab adalah sesuatu yang aneh dan asing.
Yaitu pada kata “Tusayyiduni”. Di dalam bahasa Arab, dasar
kata “Sayyid” adalah berasal dari kata “Saada, Yasuudu”,
bukan “Saada, Yasiidu”. Dengan demikian bentuk fi’il
Muta'addi (kata kerja yang membutuhkan kepada objek) dari
“Saada, Yasuudu” ini adalah “Sawwada, Yusawwidu”, dan
bukan “Sayyada, Yusayyidu”. Dengan demikian, -seandainya
hadits di atas benar adanya-, maka bukan dengan kata “La
Tasayyiduni”, tapi harus dengan kata “La Tusawwiduni”.
Inilah yang dimaksud dengan al-Lahn. Sudah barang tentu
Rasulullah tidak akan pernah mengucapkan al-Lahn semacam
ini, karena beliau adalah seorang Arab yang sangat fasih
(Afshah al-‘Arab).
Bahkan dalam pendapat sebagian ulama, mengucapkan kata
“Sayyidina” di depan nama Rasulullah, baik di dalam shalat
maupun di luar shalat lebih utama dari pada tidak
memakainya. Karena tambahan kata tersebut termasuk
penghormatan dan adab terhadap Rasulullah. Dan pendapat
ini dinilai sebagai pendapat mu’tamad.
Asy-Syaikh al-‘Allamah al-Bajuri dalam kitab Hasyiah al-Bajuri,
menuliskan sebagai berikut:
ﺍﻷﻭْﻟَﻰ ﺫِﻛْﺮُ ﺍﻟﺴِّﻴَﺎﺩَﺓِ ﻷَﻥّ ﺍﻷﻓْﻀَﻞَ ﺳُﻠُﻮْﻙُ ﺍﻷﺩَﺏِ، ﺧِﻼَﻓًﺎ ﻟِﻤَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﺍﻷﻭْﻟَﻰ
ﺗَﺮْﻙُ ﺍﻟﺴّﻴَﺎﺩَﺓِ ﺇﻗْﺘِﺼَﺎﺭًﺍ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻮَﺍﺭِﺩِ، ﻭَﺍﻟﻤُﻌْﺘَﻤَﺪُ ﺍﻷﻭَّﻝُ، ﻭَﺣَﺪِﻳْﺚُ ﻻَ
ﺗُﺴَﻮِّﺩُﻭْﻧِﻲ ﻓِﻲ ﺻَﻼﺗِﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟﻮَﺍﻭِ ﻻَ ﺑِﺎﻟﻴَﺎﺀِ ﺑَﺎﻃِﻞٌ “Yang lebih utama
adalah mengucapkan kata “Sayyid”, karena yang lebih afdlal
adalah menjalankan adab. Hal ini berbeda dengan pendapat
orang yang mengatakan bahwa lebih utama meninggalkan
kata “Sayyid” dengan alasan mencukupkan di atas yang warid
saja. Dan pendapat mu’tamad adalah pendapat yang
pertama. Adapun hadits “La Tusawwiduni Fi Shalatikum”,
yang seharusnya dengan “waw” (Tusawwiduni) bukan dengan
“ya” (Tusayyiduni) adalah hadits yang batil” (Hasyiah al-
Bajuri, j. 1, h. 156).
Wallahu 'alam.
SukaSuka ·  · 

Rabu, 12 November 2014

IKLAN seminar SAKA SG. Biru 5/12/2014 jom kita kenali SAKA BAKA, PUSAKA dan PUAKA


Kalau penyakit yang disebabkan saka baka, nak ubatnya sangatlah susah, lagi kalau tak tau atau separuh tau. Perawat yang buat-buat tau pun ramai, kisah Yang ada Cuma tangkap masuk dalam botol kemudian buang ke laut. picit ibu jari kaki suruh keluar Atau Libas dengan Keris PU SAKA. silap-silap itu kerja PUAKA.

 Ingat Cerita TANAH KUBUR or wayang hot masa ini NASI TANGASss Menyeremkan. 

Kalau saka tu sekor boleh le Geratak... tapi kalau dah banyak macam semut or Anai tu kenalah hapuskan macam kita kena bunuh Ratu atau Puterinya nun jauh dalam sarangnya, tak leh tangkap satu-satu, kena sekaligus dan semua sekali terutama dirumah ibubapa dan adik beradik. Sepupu sepapat pun kena clearkan juga rumahnya Jadi sebab tu saka tak habis-habih!
 Macam penagih or ketagihan benda hayal tu, mereka sukar atau tak akan pulih sepenuhnya sekiranya tak dihapuskan sakanya, sebab orang kata  tahap dah jumpa Puteri, ini berat la kerjanya. jadi kalau nak pulihkan mereka, kena cari tukang ubat anti dadah (PUSAT PEMULIHAN) yang boleh buang saka sekali, baru jadi! sebab yang ganggu fikiran mereka supaya sentiasa runsing dan dapat pula komonikasi dengan benda tu.  saka lah yang dah mastautin dihatinya dan akal fikirannya. 

Bila ibubapa ada penyakit kronik kenser sakit jantung, darah tinggi dll. Doktor kata penyakit ini boleh mewaris kepada anak-anaknya.. ini pun akibat Saka.
Cuba kita bayangkan punyalah kita sorok berabis barang berharga, tersembunyi atau mangga kunci nala Besar tapi masih dijumpa dan Hilang. ini pun atas (kebinsuhu) bisikan SAKA. mudah saja buat jahat.

 Pencemaran Zuriat Keturunan Oleh Saka ini tidak kurang hebatnya mengakibatkan banyak Sintom yang menganggu Institusi kekeluargaan, anak tak dengar cakap, ditimpa penyakit pelbagai sakit ini, sakit itu. pun kemungkinan Faktor Saka baka.

lagi-lagi mereka yang dok amal ayat tertentu untuk isteri  atau suami, benda tu ikut sama time yang....  yang ...........  tu laaaaa. karang perangai kejin-jin tak pula... dah minum susuh lembu jadi kelembu-lembuan.

Laa gitu agaknya ceritanya….Abis, sapa boleh buang saka? Pakai apa? Jom ke Seminar Saka 5-7/12/2014  Di Sungai Biru Ranau Sabah Berminat Hubungi Cikgu Mazlan Atin 017 8147764 MD Ridzwan 014 6542858  (DAN no saya  0135444012 tapi hanya pada 30/11- 5/12/2014 )
SukaSuka ·  · 

Selasa, 11 November 2014

“SAKA EJEN PEROSAK AKIDAH,SYARIAT, AHLAK, ZURIAT, JASMANI….. SERTA CABANG AJARAN SESAT”



Motto Majlis Peralih Saka  Abjad Malaysia “SAKA EJEN  PEROSAK AKIDAH,SYARIAT, AHLAK, ZURIAT, JASMANI…..  SERTA CABANG AJARAN SESAT”


tak salah juga ilmiah baca blog ini Kalau penyakit yang disebabkan saka, nak ubatnya sangatlah susah lagi kalau tak tau atau separuh tau. Yang ada Cuma tangkap masuk dalam botol kemudian buang ke laut. Kalau saka tu sekor boleh le tapi kalau dah banyak macam semut tu kenalah hapuskan macam kita bunuh semut, tak leh tangkap satu-satu, kena sekaligus dan semua sekali terutama dirumah ibubapa dan adik beradik. Sepupu sepapat pun kena clearkan juga rumahnya! Jadi sebab tu saka tak habis-habih! Macam penagih tu, mereka tak akan pulih sepenuhnya sekiranya tak dihapuskan sakanya, jadi kalau nak pulihkan mereka, kena cari tukang ubat anti dadah yang boleh buang saka sekali, baru jadi! sebab yang ganggu fikiran mereka supaya sentiasa runsing ialah saka yang dah mastautin dihatinya. Laa gitu agaknya ceritanya….Abih, sapa boleh buang saka? Pakai apa 

SIHIR, SAKA & ALAM JIN( AZAZIL, IBLIS, JIN, HANTU ...

hantukiller.blogspot.com/2013/08/membunuh-saka.htm

Khamis, 6 November 2014

Melayu Bukan Pemuja Teks Al-Quran



Mereka yang bergelar Melayu itu bukan pemuja teks Al Quran! Melayu itu membaca Al Quran iaitu memahami isi kandungan Al-Quran termasuk makna dan makninya.
Melayu bukan membaca Al-Quran dengan sekadar sebutan (lafaz di mulut) sahaja, malahan sekali-kali tidak percaya teks atau sebutan ayat-ayat Al-Quran itu boleh memberi kesan.

Senario 1 - Contoh Syirik
Seorang sahabat yang melafazkan ayat kursi sebelum tidurnya dan tiadalah gangguan jin sepanjang waktu tidurnya. Suatu hari dia kepenatan kerana bermain badminton di waktu malam lalu lupa melafazkan ayat kursi. Maka tidurnya diganggu oleh jin yang mendatangi dan menindih dia. Dia bergelumang dengan jin tersebut dan akhirnya berjaya melepaskan diri setelah sahabatnya yang datang mengejutkannya. Lalu dia berkata, "Inilah akibatnya saya lupa melafazkan ayat kursi sebelum tidur.


Senario 2 - Contoh Syirik
Seorang pesara penjawat awam menghabiskan RM300,000 wang pencenya untuk membuka restoran masakan Melayu. Namun, sambutan orang ramai amat meleset walau sudah beroperasi hampir 2 tahun. Lalu dia didatangi oleh seorang ustaz yang juga anak saudaranya yang baru sahaja tamat pengajian Islam dari universiti luar negara menyarankan agar dia menyebut Ayat 1000 Dinar sebelum memulakan perniagaan. Dalam masa seminggu sahaja, restorannya dikunjungi ramai pelanggan yang memberikan jualan harian melebihi RM5,000. Lalu dia berkata, "Kalau lah aku mulakan lafaz Ayat 1000 Dinar ini sejak awal lagi kan bagus!"

Senario 3 - Contoh Syirik
Seorang pesakit yang sering diganggu makhluk halus di rumahnya sejak beberapa bulan mengambil keputusan untuk memainkan CD ayat-ayat ruqyah 24 jam dirumahnya. Sejak itu dia tidak lagi diganggu oleh makhluk halus.Tidak hanya terhenti di situ, dia juga mula memainkan CD tersebut di temat kerjanya kerana ayat-ayat ruqyah telah berjaya menghalau makhluk halus.

Senario 4 - Contoh Karamah
Arwah Tok Kenali didatangi orang kampung meminta tolong untuk memulihkan seorang magsa yang dirasuk makhluk halus. Lalu beliau mengarahkan pengadu agar membawa terompahnya ke sisi pesakit. Apabila diletakkan terompah itu, maka dengan serta merta pesakit sedar dan sembuh!

Senario 5- Contoh Karamah
Seorang sahabat nabi ingin meminjam pedang Saidina Ali ra kerana terpegun dengan pedang tersebut yang menyebabkan musuh terkencing apabila mendengar ia dikeluarkan dari sarungnya. Lalu berkata Saidina Ali ra, "Kamu hendak meminjam pedang atau tangan aku?" Maka sahut sabahat tadi, "Aku ingin meminjam pedangmu!". Tetapi bunyi pedang itu tidak dapat menakutkan musuh lagi. Lalu berkata Saidina Ali, "Andai kamu pinjam tangan aku, nescaya pedang itu dapat menundukkan musuh!

Selasa, 4 November 2014

IKLAN SEMINAR DAN PERALIH SAKA SABAH 2014



PROGREM SEMINAR DAN PERALIH SAKA SABAH Yang dirancang InsyahAllah Abjad Sabah Akan Cuba Jayakan.dan dijangka berlangsung 5hb -6hb Dec 2014. Bertampat Di SUNGAI BIRU LOHAN RANAU (lebih kurang 112 KM dari Kota Kinabalu Sabah atau lebih kurang 200KM dari Sandakan Sabah)
SukaSuka ·  · 




Kalau berminat Sila ADD di Facebook

DRAF ATUCARA MAJLIS



MAJLIS SEMINAR SAKA DAN ASAS URUT
PIMPINAN TUAN GURU USTAZ ZAINUDDIN BIN OSMAN

TEMPAT; SUNGAI BIRU LOHAN TARIKH 5  DEC 2014
PENDAFTARAN RM100.00.
KEMUDAHAN TAPAK PERKEMAHAN MAKAN DISEDIAKAN.
SYARAT PENYERTAAN AHLI ABJAD DAN AHLI BARU YANG BERUMUR 18 TAHUN KE ATAS

Atucara Majlis
8.00 pagi  pendaftaran, 
Taklimat Majlis Dan Seminar Saka
9.00-11.00 Seminar Saka
Solat Jumaat
2.30 -4.30 Slot Asas Jabat Urat 
Solat Asar Rehat
8.30-10.30 Malam Amali Jabat Urat
Majlis Ramah Mesra ( Peserta Peralih Saka dikehendaki membuat temuuji untuk pengesahan keperluan Rawatan untuk peralih saka)

“SAKA EJEN  PEROSAK AKIDAH,SYARIAT, AHLAK, ZURIAT, JASMANI…..  SERTA CABANG AJARAN SESAT”

ANJURAN ABJAD SABAH, WARGA MELAYU DAN JB14 JABATURAT & RAWAT